Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Cara Menulis Kritik Seni

Banyak orang yang menduga bahwa bekal seorang kritik adalah hanya pengetahuan. Kepekaan estetis merupakan sarana yang terpenting bagi seorang kritikus dalam melakukan tugasnya. Seorang kritikus seni harus dapat menulis dari hasil pengamatnnya secara langsung apa yang terjadi di atas panggung atau pentas. Jika tidak maka tidak dapat disebut kritik seni, melainnya hanya sebuah esai atau artikel seni saja.

Nah berikut MaoliOka ingin sedikit berbagi tentang kerangka atau tahapan apa saja yang harus ada dalam sebuah tulisan kritik seni.

Kerangka Atau Tahapan Menulis Kritik Seni


a. Deskripsi

Deskripsi adalah suatu proses pengumpulan data karya seni yang tersaji langsung kepada pengamat.

Dalam mendeskripsikan karya seni, kritikus dituntut menyajikan keterangan secara objektif yang bersumber pada fakta yang terdapat dalam karya seni. Misalkan kritik dalam seni tari, kritikus akan menguraikan bagaimana aspek penari, gerak, ekspresi, dan ilustrasi musik yang mengiringinya.

b. Analisis

Pada tahap analisis, tugas kritikus adalah menguraikan kualitas elemen seni. Misalakan pada seni tari akan menguraikan mengenai gerak, ruang, waktu, tenaga dan ekspresi pada karya seni tari tersebut.

c. Interpretasi

Interpretasi dalam kritik seni adalah proses mengemukakan arti atau makna karya seni dari hasil deskripsi dan analisis yang cermat. Kegiatan ini tidak bermaksud menemukan nilai verbal yang setara dengan pengalaman yang diberikan karya seni. Juga bukan dimaksudkan sebagai proses penilaian.

d. Evaluasi

Evaluasi karya seni dengan metode kritis berarti menetapkan rangking sebuah karya dalam hubungannya dengan karya lain yang sejenis, untuk menentukan kadar artistik dan faedah estetiknya.

Nah itulah tahapan atau kerangka dalam membuat kritik seni.
Namun rasanya kurang jika tidak ditambahkan bagaimana cara pendekatan pengamatan yang bisa dilakukan seorang kritik seni dalam pengamatannya.
Untuk itu berikut MaoliOka tambahkan juga tentang  Pendekatan seorang ktirik seni dalam pengamatan kritiknya.

Silahkan Simak Juga Bentuk Tari Lenggang Patah Sembilan dari Kesultanan Serdang, Sumatera Utara

 

Pendekatan Seorang Ktirik Seni dalam Pengamatan Kritiknya

a. Pendekatan Formalistik

Kriteria kritik formalis untuk menentukan ekselensi karya seni adalah significant form,yakni kapasitas bentuk seni yang melahirkan emosi estetik bagi pengamat seni.

b. Pendekatan Ekspresivisme

Kritik seni ekpresivisme menentukan kadar keberhasilan seni atas kemampuannya membangkitkan emosi secara efektif, intensif, dan penuh gairah. Intensitas pengalaman mengandung makna, bahwa karya seni yang baik dapat menggetarkan perasaan yang lebih kuat daripada perasaan keseharian pada saat kita melihat relitas yang sama.

c. Pendekatan Instrumentalistik

Para kritikus instrumentalis berpendapat bahwa kreasi artistik tidak terletak pada kemampuan seniman untuk mengelolah material seni ataupun pada masalah internal karya seni.

Contoh Pengamatan
Cara Menulis Kritik Seni

Dapat dikatakan bahwa teori seni instrumentalistik menganggap seni sebagai sarana untuk memajukan dan mengembangkan tujuan moral, agama, politik, dan berbagai tujuan psikologis dalam kesenian. Seni dipandang sebagai instrumen untuk mencapai tujuan tertentu, nilai seni terletak pada manfaat dan kegunaannya bagi masyarakat.

Demikian yang bisa MaoliOka bagikan semoga bermanfaat.

Silahkan simak juga Gerak Dasar Tari Betawi