Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Sumber Inspirasi Penciptaan Karya Seni Tari

Untuk mengetahui Sumber Inspirasi Penciptaan Karya Seni Tari, mari kita simak ulasan singkat di bawah ini.

Ulasan Pertama

Karya tari adalah sebuah produk dari masyarakat. Dalam karya tari akan tercermin budaya masyarakat penyangganya. Berbagai tari tentunya sudah kita tonton, ada tari nelayan, tari tani, tari berburu, dan tari metik teh. Dari pengamatan itu kita sudah bisa menduga, bahwa tari nelayan terlahir dari masyarakat pelaut dan tari tani lahir dari masyarakat petani.

Tari tersebut tercipta oleh para seniman dengan stimulus lingkungan sekitarnya, sehingga mendorong untuk meniru gerak-gerak alami, selanjutnya diolah dengan ‘digayakan’ untuk menjadi sebuah tari.

Proses pengolahan gerak itu dilakukan dengan cara penggayaan untuk memperindah (stilatif) atau bisa juga dengan merombak gerak sehingga berbeda dari gerak asalnya (distortif). Dari contoh tari tani dan tari nelayan, kita bisa manarik simpulan bahwa tari ternyata bisa terlahir dari peniruan atau imitatif, sama halnya dengan tari merak dari Sunda dan tari Cendrawasih dari Bali, yang tercipta oleh seniman karena ketertarikannya pada keindahan dan perilaku binatang-binatang tersebut serta menjadi sumber inspirasi dalam berkarya tari.

Kesimpulan Satu

Dari dua contoh tersebut terdapat dua sumber penciptaan berkarya tari yaitu: peniruan terhadap perilaku manusia dan peniruan perilaku binatang yang selanjutnya ‘digayakan’ atau diperindah untuk
keperluan tari.

Sumber Inspirasi Penciptaan Karya Seni Tari

Ulasan Kedua

Selain dari tari-tari yang bersifat imitatif, terdapat pula tari yang menggambarkan tokohtokoh yang terdapat dalam cerita, seperti Gatotkaca tokoh pahlawan dalam cerita wayang Mahabarata, atau Hanoman tokoh pahlawan dalam cerita Ramayana.

Penggambaran tokohtokoh tersebut dalam tari Sunda, Jawa, dan Bali memiliki persamaan dalam busana dan gerak tari dengan karakternya yang gagah. Apabila disandingkan busana tari Gatotkaca Jawa dan tari Gatotkaca Sunda, tidak terlihat perbedaannya. Begitu pula busana tari Hanoman Jawa dan busana tari Hanoman Bali, busananya memiliki kemiripan. Akan tetapi, apabila sudah bergerakakan terlihat perbedaannya. Perbedaannya bukan hanya dari iringannya saja, tetapi perpaduan komposisi geraknya juga berbeda.

Dalam hal ini, terjadi perbedaan cita rasa seniman dalam mengekspresikan tokoh-tokoh pahlawan tersebut dan menerjemahkannya dalam karya tari. Dari sisi ini kita bisa memperoleh pembelajaran bahwa sebuah karya tari bisa bersumber dari cerita dan tokoh-tokoh yang terdapat dalam cerita bisa diwujudkan menjadi karya tari.

Tentu saja mewujudkan tokoh ke dalam karya tari memerlukan pemahaman pada sifat tokoh berdasarkan pada ceriera, lalu diolah menjadi gerak yang ‘digayakan’ berdasarkan persepsi penciptanya.

Kesimpulan Dua

Ternyata, dari sumber yang sama menghasilkan tari yang berbeda gaya. Dari pengamatan terhadap tari di atas, kita bisa memahami bahwa tari tercipta karena berbagai asal stimulus (penglihatan, pendengaran, perasaan) yang tercurahkan dalam bentuk tari dengan konsep:
1) peniruan terhadap perilaku alam, manusia, dan binatang;
2) perwujudan tokoh cerita; dan
3) mengacu lagu atau guru lagu.

Kesimpulan Utama

Jadi dari ulasan seperti pada tulisan diatas bisa kita simpulkan Sumber Inspirasi Penciptaan Karya Seni Tari itu paling tidak adalah sebagai berikut
1. Peniruan terhadap perilaku manusia dan biantang
2. Peniruan terhadap perilaku alam
3. Perwujudan tokoh cerita
4. Acuan dari sebuah lagu atau guru lagu

Demikian tulisan tentang Sumber Inspirasi Penciptaan Karya Seni Tari, semoga bermanfaat.