Sulit Rasanya Pak Prabowo Tidak di Anggap Jauh dari Bayang Bayang Pak Jokowi
Saat ini saya menyimak beberapa berita di negeri ini, mulai dari cara menerapkan kebijakan, kemudian kebijakan tarif impor dengan Amerika sampai kepulangan pak prabowo setelah bernegosiasi dengan amerika. Terus yang sangat menarik adalah terkait dengan kasus Tom Lembong. Mungkin yang saya soroti adalah kebijakan abolasi.
Ini hanya sebuah opini berpikir dan pendapat setelah menyimak dari berita yang muncul dimedia nasional. Dan mengapa saya tulis, harapan saya harusnya direspon baik oleh Pak Prabowo supaya tidak terus - terusan diragukan kepemimpinan yang sedang diembannya.
Mengapa seperti diragukan karena beberapa alasan dibawah ini.
Teknis Penerapan Kebijakan
Setiap orang atau lembaga yang dipimpin memiliki ciri kas dalam suatu tindakan. Misalkan sebagai contoh sederhana ketika kita mendatangi beberapa tukang mie ayam yang sama - sama laku, pasti kita akan melihat pelnggannya itu setia, mengapa seperti itu karena mereka melakukan tindakan dan cara yang khas sehingga pelanggan tetap suka, walaupun ada orang yang menirunya. Pelanggan setia akan tahu mana yang asli dan mana yang tidak asli. Karena akan selalu ada ciri khas dari keaslian suatu produk yang disukainya.
Mohon maaf contohnya kemakanan.
Begitupun dengan teknis penarapan kebijakan di negeri ini, polanya selalu sama.
Coba kita amati kebijakan yang ada baru baru ini.
Seperti tambang nikel di Raja Ampat polanya kebijakan, ribut, cabut. Tentu harus ada pahlawanya yang mucul.
Kebijakan yang terbaru lagi yang bikin saya kesel, yaitu pembekuan rekening. Lakukan, ribut, cabut.
Begitulah kebijakan dibuat.
Jika yang berhasil, keluarkan kebijakan tidak ribut terus jalan klain kesuksesan.
Soalah - olah kebijakan itu tidak pernah dikaji dulu resiko - resiko yang akan timbulnya.
Contoh yang masih panas kebijakan PPATK membekukan rekening nasabah bank yang dorman kemudian di cabut lagi.
Hadeuh bikin ribut Indonesia saja. Masa hal tersebut tidak bisa diketahui dalam kajian awal.
Maaf agak panjang terkait kebijakan pemblokiran ini, karena saya kesal sekali dengan kebijakan ini, meski katanya sudah dikembalikan dengan segera. Tapi justru dengan begitu PPATK sangat gegabah sekali dalam membuat kebijakan. Tidak mungkin tidak ada tim yang mengkaji masalah kebijakan yang akan diterapkan seperti ini. Masalah yang timbul dan tenggelam karena kebijakan tersebut.
Masa PPATK tidak tahu akan ada efek masyarakat jadi tidak percaya pada bank yang akhirnya akan mengambil dana di bank. Padahal kita tahu dana di bank itu belum tentu dalam bentuk uang cas semuanya. Coba bayangkan jika samua nasabah mengambil dananya dalam bentuk cash. Bisa bangrut Bank.
Terus katanya ini demi kebaikan masyarakat supaya mendapatkan haknya dan tidak digunakan sebagai rekening judol dan pinjol. Terlalu naif cara yang dilakukannya. Masa PPATK tidak bisa menyelidiki dengan benar yang begini - begini rekening mana yang digunakan judol sekening mana yang tidak digunakan judol. Biasanya kan kalo menyelidiki rakyat kecil meskipun datanya minim cepat dan tepat sekali. Masa dana yang besar - besar tidak bisa terlihat dari mana sumbernya aneh banget.
Padahal melihat gunung tinggi dari kejauhan sangat jelas terlihat sekali membedakannya, masa melihat data yang tiba - tiba tinggi atau ada anomali - anomali penambahan pengurangan tinggi seperti itu tidak terlihat. Aneh banget.
Logikanya kalo itu rekening untuk judol dan pinjol pasti terlihat jumlah transaksinya. Apalagi katanya menggunakan rekening yang tidak digunakan. Wah bisa dicek dong namanya siapa riwayanya seperti apa. Apa mungkin ada transaksi seperti itu pada orang tersebut. Ah rasanya tidak mungkin tidak tahu PPATK yang punya RAB tinggi hal - hal yang ebgitu. Adapun rekening dorman yang katanya sudah 10 tahu, masa tidak bisa di selidiki lebih lanjut dananya dari mana, masa bisa disamakan dengan dana uang rakyat yang merupakan uang simpanan anak sekloah yangd ipakainya 6 bulan atau 12 bulan sekali. Masa tidak bisa membedakan. Terlalu gegabah keputusannya itu apalagi dengan singkat dicabut. Benar - benar tidak gegabah.
Ok kita lanjutkan, terlalu panjang saya ngomel.
Nah pada poin ini yaitu Pada Teknis Penerapan Kebijakan sepertinya menoton banget. Gitu - gitu aja polanya. Seperti bersumber dari orang atau lembaga atau dari siapa itu yang sama. Coba perhatikan rumusnya Lempar kebijakan-ribut-datang pahlawan mencabutnya. Kalo berhasil rumusnya Lempar-rkyat diam-klem keberhasilan.
Jadi sulit dikatakan lepas dari bayang - bayang. Padahal harusnya lakukan kajian dulu yang benar - benar untuk kepentingan Rakyat Indonesia dari Sabang Sampai Merouke tanpa membedakan partainya, sukunya, orang kaya atau miskin, orang dekat atau jauh, orang dalam atau orang luar dan lain - lainnya.
Presiden harus berdiri sendiri bahkan jikapun merugikan partainya sendiri atau orang dekatnya selama itu untuk kebaikan NKRI dan Rakyatnya harusnya tidak apa - apa. Harapan saya Pak Prabowo benar - benar menjadi MACAN bukan KUCING. Jangan sampai simbol membawa kucing ke istana mengatakan bahwa saat ini macan sudah jadi kucing.
Terlalu Sering Bekunjung ke Pak Jokowi
Saya hanya membaca dimedia terkait kunjungan dengan mantan presiden.
Langsung saja, Pak Prabowo terlalu sering bersama dan berkunjung ke rumah Pak Jokowi dibanding ke rumahnya Ibu Mega atau ke rumah Bpk SBY.
Apalagi setelah beres negosiasi dengan Amrik, pulangnya langsung ke rumah Pak Jokowi dan tidak ada info ke rumah Ibu Mega atau Bpk SBY.
Atau sangat minin sekali berita kunjungan Pak Prabowo ke Pak SBY atau IBu Mega. Padahal jika tujuannya menghormati pengemban amanah sebelumnya harusnya seimbang dong. Jika tidak seimbang jangan salahkan yang beropini tidak bisa lepas dari bayang - bayang.
Dan yang saya kaget ini adalah poin no 3
Keputusan Abolasi Tom Lembong
Singkat saja sih mengapa saya kaget. Keputusan TOM Lembong untuk banding kemungkinan stop walaupun harusnya tidak stop dengan adanya Abolasi.
Kalo saya cermati harusnya tidak stop karena saya menjadi penasaran dalam dokumen yang diajukan untuk banding ada apa sehingga harus ada Abolasi sebelum tanggal 17 agustus. Jujur sebagai masyarakat saya menjadi penasaran. Apalagi setelah ada berita bawa - bawa nama presiden sebelumnya terkait kebijakan impor gula. Setelah itu segera ada Abolasi
Betul sih daripada makin ribun mending di stop, hanya saja kebenarannya yang betul betul betul jadi tidak terang benderang.
Saya mendukung dengan kebijakan Pak Prabowo menjadi macan asia, Mandiri dibidang pangan dan pertanian, mandiri dibidang teknologi, mandiri dibidang pendidikan, mandiri dibidang ketahanan dan mandiri dibidang perekonimoian dan lain - lain, meski sekarang sepertinya agak bertolak belakang. Mungkin masih acang - acang kali ya.
Posting Komentar untuk "Sulit Rasanya Pak Prabowo Tidak di Anggap Jauh dari Bayang Bayang Pak Jokowi"
Posting Komentar