Kertas Kertas Yang Harus Dimusnahkan

Beberapa bulan ini kertas - kertas bekas yang sudah tidak terpakai dan kertas - kertas dokumen dikantor yang waktunya harus dimusnahkan menjadi masalah tersendiri. Jika jumlahnya hanya 1 atau 2 lembar atau hanya 1 atau 2 rim saja bukan hal yang bisa membuat repot kegiatan harian. Kertas - kertas dokumen yang harus dimusnakan jumlahnya cukup banyak sampai 1 ruangan penuh karena dokumen yang dimusnakan memang sudah lama sekali waktunya. Luar biasa.

Begitulah sebuah perusahaan yang sudah menerapkan sistem menajement pengndalian tertentu, semua dokumen yang harus dimusnahkan tidak boleh sembarangan cara memusnahkannya dan jika belum waktunya dimusnakan tidak boleh hilang walau hanya 1 lembar. Dan saat dimusnahkan harus benar - benar musnah dan tidak boleh ada dokumen 1 lembarpun yang tersebar kemana - mana. 

Nah ceritanya sampai saat ini belum ada yang bisa dipercayai untuk memusnahkan dokumen - dokumen tersebut, karena perusahaan masih memiliki rasa hawatir dokumen - dokumen tersebut tercecer. Maklum tempat perusahaan berdiri bukan perkotaan yang sudah banyak sekali tempat pemusnahan

Berbagai cara sudah dicoba, namun tidak efektif perlu mesin besar. Membeli mesin besar sepertinya tidak memungkinkan juga, menyewa mesinya, tidak ada mesin yang bisa disewa atau mahal sekali ongkos kirimnya. Mengirimkan dokumen - dokumen ketempat pencacahan biaya juga terlalu besar. Maklum tempat kami jauh dari kota.

Melihat dari masalah tersebut terpikir dalam benak ini, bagaimana jika kita yang mengerjakannya sendiri dengan mencoba membuat usaha sendiri sehingga bisa membuka lowongan pekerjaan bagi orang - orang sekitar.

Pikir saya tentu saja jika mau diambil pekerjaan tersebut haruslah berupa badan usaha sehingga memiliki nilai lebih dimata tempat kami bekerja. Namun tentu tidaklah murah dan mudah membuka usaha yang dadakan tersebut. Belum lagi melihat prospek kedepan mampuhkah terus eksis, karena akan menjadi msalah kedepan yaitu dari mana lagi sumber kertas yang harus dihancurkan oleh kami jika pekerjaan yang ada saat ini sudah beres.

Atau untuk jauh lebih menghemat dan mempercepat waktu, jikapun tidak badan usaha tapi menjadi sebuah proyek dadakan, mampuhkan menutup biayayanya. Sementara dana dari perusahaanpun tidaklah besar dan alat harus dari kita. Rasanya berat juga sih. Tetap harus ada sumber kertas lain yang bisa dihancurkan supaya bisa menutupi semua biaya yang keluar.

Nah saat ini bagaimana jika kita mengadai andai saja dulu. Jika memang ada sumberlain dan bisa berkesinambungan. 

Untuk badan usahanya saya pikir memang harus berupa badan usaha supaya memiliki nilai lebih paling tidak berbadan hukum CV. 

Ok seandainya sumber lain ada dan bisa berkesinambungan sepertinya menguntukan ya? hem menarik

Sambil coba menganalisa tidak salah rasanya kita sedikit belajar dulu terkait megaimana mendirikan CV, maksudnya perusahaan yang berbadan hukum CV, supaya ketika analisa dan lamunan sudah berkata bisa menguntungkan, bisa langsung memulai prosesnya.

Sebagai catatan supaya mudah mecarinya berikut syarat - syarat yang dipelrukan untuk mendikan CV

dan sepertinya tidak begitu sulit jika sudah terbiasa ya.

Dokumen Untuk Mendirikan CV

• Dokumen berupa e-KTP, NPWP, termasuk KK sekutu baik aktif maupun pasif. 
• Fotokopi bukti kepemilikan tempat usaha jika ada, jika bukan bukti persewaan atau dokumen pendukung sejenis. 
• Surat keterangan tempat tinggal dari pemilik toko jika lokasi akan disewakan.  Perlu di ketahui sejak berlakunya sistem zonasi usaha maka lokasi rumah tidak bisa digunakan lagi sebagai tempat usaha. dan penyewaan ruko pun harus mengikuti zonasi usaha ada baiknya kamu mengecek lokasi zonasi usaha di Cek zonasi usaha berbayar melalui kami, hal itu bisa dilakukan oleh kami, bila lokasi anda tidak termasuk dalam zonasi usaha kamu bisa gunakan virtual office.
• Fotokopi tanda terima pajak. 
• IMB, jika bangunan itu milik Anda. 
• Foto lokasi perusahaan, di luar dan di dalam.

Sepertinya gampang ya. Dan kertas kertas yang harus dimusnakanpun sepertinya dari masalah akan menjadi sesuatu yang dicari.